Suara hati di tengah-tengah acara….

Image

Mencoba untuk tidak tunduh menjalani kegiatan pelatihan di siang hari setelah makan siang pada saat libur seperti hari sabtu sekarang ini….. 🙂

Sebelah kiri saya…. matanya sudah 5 watt, kalau meminjam istilah yang sering dipakai kala mata ini sudah hampir mau menutup 🙂

Sebelah kanan saya… udah ilang duluan. Agaknya ijin pulang tuh…. huh, gak ngajak-ngajak ha..ha..ha..

Jajaran dihadapan saya…..sudah pada sibuk dengan gadget-gadget yang ada dihadapannya (sepertisayasaatini dot com) 😀

Lanjuuuutt…. 🙂

Jelang libur lebaran…..

Bismillahirrahmanirrahiiim….

Image

Ya Allah, Astagfirullahaladzim 3x…. Saya harus ikhlas… Insya Allah saya ikhlas….

Selang beberapa waktu, saya menerima email dari seorang “kawan”…. Saya baca satu persatu dan saya coba cermati apa yang tertulis… Sejenak saya mencari makna dan saya pun hanya menarik napas panjang… Entah apa yang ada dibenak si penulis. Awalnya saya berpikir, “mengapa demikian? Sepertinya tidak adil”…. Sejenak terdiam dan saya tidak mau menerka-nerka dan kemudian terhanyut didalamnya lebih jauh lagi…. Saya memutuskan untuk menerimanya dengan ikhlas…. Aamiin… Saya serahkan pada Sang Maha Adil karena memang saya sadari saya masih harus banyak belajar… Terimakasih ya Allah, karena hanya Engkau yang tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya, dan dalam setiap kesulitan selalu ada kemudahan, Aamiiin….

Kemudian terobati…..

Selang beberapa waktu pula…. Telepon “berdering” (bunyinya gak dering sih..he..he.. 🙂 )…. Aahh, kangen juga, setelah lama tidak bertemu….  Senang rasanya bisa berbincang-bincang dengan teman kebersamaan masa kuliah… Kalaupun gak bisa bukber bareng (salam ya teman-teman Bio’93, selamat berbuka puasa bersama) karena waktunya belum bisa pas antara bandung dan Jakarta/bekasi, kita janjian yaaaaa…. Ba’da lebaran 🙂 Aamiin…. Saya undang ke rumah deh…. 🙂

Kemudian….

Telepon “bordering-dering” lagi…… kali ini dari Ananda tersayang,”Ibuuuu, kapan pulaaaaaaang?… Ini udah siang…”. Iya Nak… maaf ya sayang, rencana berubah…. Akhirnya saya pun menulis status di FB,”Aku ingin pulaaaaaaang”..he..he..he..….”ngono ngono ning ojo ngono to Pak, saiki wis wetune mulih e Pak…lha kok Bapak malah datang…” :p … huaaaaa….sabar, sabar,sabar…..

“Besok udah libur kok Nak, kita main” 😀

Alhamdulillah…..yuk siap-siap pulang….. Monggooooo, selamat berlibur jelang Iedul Fitri, Mohon Maaf Lahir dan Bathin….. Assalaamu’alaikum

Pas banged…. Sebuah pelajaran berharga :)

emotion-of-humanMenjadi bagian dari sebuah “komunitas” dimana kita adalah bagian “minoritas” memang bukan hal mudah…. Saya paham betul keterbatasan yang saya miliki, namun saya tetap mencoba berbuat dengan apa yang saya bisa dan saya pun belajar dari situasi tersebut…

Dalam suatu kehidupan dimana pun kita berada, tentu tidak semua orang sepakat 100% dengan setiap langkah kita, tetapi kita harus tetap yakin dengan apa yang kita lakukan…. Keyakinan itu akan selalu ada ketika kita melangkah dengan keikhlasan…. Apalagi jika kita bagian dari “minoritas” tersebut, maka akan ada hambatan dan suara tak sedap menyertai, cambuk itu akan selalu ada….

Seringkali kita temui orang-orang yang berbicara dengan mengangkat dada dan kepalanya, entah untuk mencoba menutupi apa yang pernah dilakukannya di masa silam, entah “tanpa pamrih”, kata salah seorang, atau setiap orang harus tau akan jasa-jasanya…… Tetapi untuk sebuah kerjasama, hitung-hitungan..he..he..  Apakah itu proses pembuktian diri untuk menunjukkan kehebatannya dan  menyiratkan bahwa kita tidak ada apa-apanya?  I have no comment 🙂 Tetapi saya teringat apa yang pernah  disampaikan oleh rekan saya dalam suatu kesempatan, pas banged 🙂 …..  [“Ada kalanya kita bertemu dengan orang, yang secara sadar atau tidak, merasa perlu untuk mengungkapkan kehebatan atau kelebihannya dan menyiratkan bahwa kita bukan siapa-siapa. Dia mungkin benar. Tapi mungkin juga salah. Akan tetapi, ketika seseorang merasa perlu untuk selalu menunjukkan kehebatannya, sebenarnya dia sedang dalam keraguan tentang hal itu. Sejatinya, seseorang yang luar biasa tidak perlu pembuktian orang lain, cukup dengan apa yang ada pada dirinya. Karenanya, jangan pernah merasa berkecil hati ketika bertemu dengan orang seperti itu. Bagaimana mungkin kita berkecil hati terhadap orang yang belum merasa cukup dengan dirinya?” – by Della Tumenggung]

Kita harus selalu bisa berpikir jernih….. Jagalah hati dan jagalah pikiran kita. Semakin masuk kita kedalamnya, maka semakin jelas terlihat….. bahwa “ada udang dibalik setiap bakwan”…he..he..he.. Kita sendiri yang musti “waspada”, agar kita tidak tergolong orang yang, lain dimulut, lain dihati, lain lagi tindakannya, lain didepan lain dibelakang, dan hanya mementingkan diri sendiri….

Yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari adalah pelajaran hidup yang sangat berharga. Setiap manusia tak luput dari kesalahan, begitu juga diri saya…. Kita memang harus sering introspeksi diri, itu resepnya…. 🙂 Seringkali dalam keadaan kepepet atau dalam proses pembuktian diri tadi, potensi untuk berbuat diluar integritas selalu ada, karena manusia tidak ada yang sempurna…. Mempertahankan integritas jauh lebih sulit, tetapi yakinlah dan konsistenlah, niscaya Allah akan selalu memberikan jalan yang terbaik buat mahlukNya. Bersyukurlah saya masih dikelilingi oleh keluarga, sahabat dan teman yang berhati bening dan berpikir jernih, “jagalah hati jangan kau nodai”, begitu katanya….. untuk selalu mengingatkan saya tentang keikhlasan, kerjakeras, konsistensi, berbuat dan berpikir baik  dan lain-lain yang positif…..bekerja dan berbuat dengan hati 🙂 From the bottom of my heart, terimakasih yaaaa… God bless you all 🙂

Beda “Perusahaan” Kaya dengan “Orang” Kaya

Saya senang membaca buku-buku dan tulisan-tulisan dari doktor yang satu ini. Dan kali ini ada lagi tulisan Dr. Rhenald Kasali yang sangat menggugah…. Dari sebuah milis, mari kita berproses…. selamat merenungkan 🙂

Beda “Perusahaan” Kaya dengan “Orang” Kaya

Kata “Kaya” semakin banyak digunakan para motivator. Demikian juga buku-buku motivasi. Sayang sekali bila mereka menyamakan sukses dengan kaya, dan kaya adalah tujuan dalam melakukan apa saja, ya berwirausaha, ya berpolitik. Bahkan berbagi pun ditujukan agar mendapat imbalan, “kembalian yang lebih besar dari Allah”. Mari kita buka fakta-fakta berikut ini.

Kaya Raya, Banyak Harta
Ustad Jaya Komara,  tewas di sel tahanannya setelah ditangkap  2 bulan lalu di sebuah hotel melati di Purwakarta. Ustad Jaya adalah wirausaha sukses yang kaya raya.  Kekayaannya diduga polisi sebesar Rp. 6 trilyun, berasal dari 125.000 orang nasabah Koperasi Langit Biru. Caranya “sangat cerdas”, yaitu menawarkan cara cepat kaya dengan metode money game.  Menurut polisi, Ia memiliki banyak tanah dan sawah dan saat ditangkap sedang bersama istri mudanya.

Kedua, Inong Melinda Dee juga dikenal sebagai perempuan kaya saat bekerja di Citi Bank – Jakarta. Walaupun posisinya hanya Relationship Manager, ia bisa memiliki suami siri berusia baya dan membelikan mobil-mobil mewah (Ferrari Scuderia, Ferrari California dan Hummer) untuk suami barunya itu. Di luar, suami baru itu mengaku sukses  berwirausaha. Saya sempat heran  saat mendengar seorang “motivator” menyebutkan itulah bukti kerja cerdas.  Belakangan kita semua mengetahui, kekayaan itu hanya dapat diperoleh melalui jurus  membobol rekening nasabah Citibank. Malinda divonis 8 tahun penjara.

Orang kaya ketiga kasusnya juga tengah bergulir di pengadilan. Ia adalah perempuan terkaya Indonesia versi majalah Forbes (no 13). Tahun ini Forbes menobatkan suaminya sebagai orang kaya no 14 dengan kekayaan $1,5 miliar. Mereka berpindah-pindah partai politik, mengikuti siapa pemenangnya dan selalu menjadi elite partai. Saat ditangkap ia datang dengan kursi roda, mengaku sakit, dan menangis terisak-isak. Melihatnya saja miris. Publik pun terbelah, antara tidak percaya dan menyumpahinya. Saat dokter KPK memeriksa,  tak ditemukan gejala sakit, ia pun menjadi tahanan KPK. Orang yang sudah muak melihat korupsi di negri ini  bilang itu adalah akal-akalan koruptor yang selalu menghindar pemanggilan dengan berpura-pura sakit. Saya kira  tahu siapa yang saya maksud, Googling saja, ia adalah konglomerat yang gemar muncul di televisi.

Apa yang dapat kita pelajari dari fakta-fakta itu?  Semuanya berasal dari kegairahan tak terbatas mengejar kekayaan, banyak uang, lalu berkuasa. Orang seperti ini biasanya tak pernah puas. Seperti judul sebuah buku yang saya temui di seksi buku inspiratif yang berjudul “Kaya Raya, Banyak Istri Masuk Sorga”. Kalau sesuatu tak bisa dibeli, ya dirampas. Supaya jalan mulus, pejabat pun dibeli. Pensiunan orang kuat pun ditaruh dalam struktur organisasi. Semuanya dimulai dari niat awal seseorang berusaha atau berbuat. Ketika kewirausahaan bukan menjadi tujuan, melainkan alat, yaitu alat menjadi kaya, bacaan-bacaannya pun adalah buku jalan pintas yang ada kata-kata “kaya”nya. Mereka tak perlu tenaga ahli, yang diperlukan adalah orang yang mau menjalankan mau mereka.

Perusahaan Kaya
Sekarang mari  pelajari apa bedanya mereka  dengan  “perusahaan” kaya. Perusahaan mencerminkan karakter pembangunnya. Orang bisa saja kaya dari perusahaannya, tetapi  kaya bukanlah tujuannya. Kaya adalah akibat dari pemberian Tuhan,  kerja keras yang cerdas, disiplin diri dan tentu saja berasal dari kepercayaan.

Diantaranya  saya  menemukan perusahaan  yang orang-orangnya tidak dikenal sebagai pengusaha kaya. Nama mereka jarang disebut-sebut. Ambil saja contoh Astra Internasional Tbk yang pertengahan tahun ini mengumumkan keuntungannya ( 6 bulan pertama ) sebesar 9,7 trilyun rupiah dan memperkerjakan 176.000 orang karyawan. Kalau digabung dengan anak-anak peruahaannya, nilai kapitalisasi pasar Astra mencapai 14 % dari seluruh perusahaan yang tercatat di bursa efek Indonesia.

Di kantor Astra saya membaca tulisan ini: Per Aspera Ad Astra, mencapai bintang-bintang di langit memalui kerja keras. Tak ada kata kerja cerdas, kendati mereka terdiri dari orang-orang yang cerdas. Mereka tahu, kecerdasan hanya tumbuh di tangan orang-orang yang mau bekerja keras. Mereka belajar dari berbagai kesulitan. Dan kalau anda bertemu dengan “lulusan” Astra, anda akan mengerti apa yang membedakan mereka dengan yang lain. Mereka adalah orang-orang yang sangat percaya pada proses, bukan jalan pintas.  Kalau prosesnya sudah benar, outputnya akan benar.

Pandangan Astra itu dituangkan dengan bagus oleh Tjahjadi Lukiman,”lulusan Astra” yang kini aktif di Triputra Group dalam bukunya, “Right Process will Bring Great Results”. Cara pandang ini berbeda dengan buku-buku jalan pintas  yang menjanjikan  seakan-akan ada cara mudah menjadi kaya, yaitu dengan berwirausaha cara cerdas, 2 menit sukses, tanpa modal, cara malas, cara kepepet dan seterusnya.  Kalau belum pernah membangun usaha besar sudah merasa besar, biasanya mereka  tak mengerti bahwa sukses tak semudah yang mereka ucapkan, juga tak pernah mereka pikirkan apa akibatnya bagi masa depan bangsa ini.

Bukti-bukti ilmiah menunjukkan kaya menuntut proses yang mendalam, dan membangun sebuah proses membutuhkan komitmen yang berarti persiapan (bukan kepepet), keberanian yang dipikirkan (bukan ngawur-ngawuran), sumberdaya yang dicari kiri dan kanan, tata nilai yang dijaga dengan teguh dan penuh kesadaran, membangun manusia menjadi kehebatan.  Dan kaya dalam bisnis berarti kaya pada harta-harta tak kelihatan (intangibles) seperti reputasi, ketrampilan, kejujuran, brand image, pengetahuan, hak paten, jaringan pemasaran, dan segala hal yang tak mungkin dicapai dalam sekejap.

Jadi kaya yang stabil itu bukan besarnya rumah, ukuran tanah, mobil atau perhiasan yang bisa dilihat orang.  Itulah yang membedakan Astra dengan orang-orang kaya yang saya sebut di atas. Anak-anak muda tinggal memilih, ingin cepat  kaya tetapi labil dan berpotensi masuk penjara, atau membangun perusahaan yang kaya dan dihormati banyak orang.  Kalau pilihan jatuh pada yang kedua, bersusah-susahlah dahulu, jaga nama baik dan integritas,  dan  berproseslah

Rhenald Kasali
Founder Rumah Perubahan

100%

Kemarin saya sempat menulis status di FB “masak berangkat jam 6.30 sampe jam segini belum nyampe’?…. Ke-Ter-la-lu-an, huh 😦 Wahai sang Bupati, sering turun gunung dong… Lihat, kemacetan mengurangi produktivitas…”. Duduk manis di kendaraan akibat macet selama +/- 2,5 jam, menunggu untuk bisa menyeberangi jembatan, adalah hal yang “serius”…. serius membosankan, SueerR…. 😀 (kalo di TV ada tulisan “Adegan membosankan, Jangan Di Tiru” 😀 heheheee…..). Keruwetan di jembatan ini memang sudah sejak lama berlangsung, walaupun gak tiap hari…. tapi seringlah, amat sering…… Namun sayangnya “pemerintahan” setempat tidak tampak adanya usaha untuk mencari solusi keruwetan tersebut….. Sepertinya masyarakat pada saat keruwetan itu terjadi dibiarkan atau dipaksa “menikmati” keruwetan itu, dan ketika tidak ada keruwetan, dianggap aman…. Tidak ada usaha untuk mencegah agar tidak terjadi keruwetan yang sering terjadi tersebut…… Di anggap jadi hal biasa jadinya….fiuuhh, bahaya nih….  Seperti Pak Dahlan Iskan bilang, logikanya sudah tidak benar…. Ketika jalanan lancar, pintu tol semua dibuka, tetapi ketika macet, kok malah hanya sebagian yang dibuka… knp gak dicari solusi supaya antriannya tidak panjang….dianggap biasa fiuuuhhh….. mana tol mo naik lagi 😦 huhuhuuuu…… loh kok jadi tol…he..he… opo to iki 🙂

Kisah selanjutnya belum selesai, banyak hal-hal yang mengejutkan…. Status 100% itu biasanya sangat disenangi…. Diskon 100%, pasti senang, lha wong gratis hehe…. 100% halal juga dicari-cari, mulai dari produsen makanan sampai konsumennya…. 100% dari kopi asli (emang ada kopi palsu ya??? 😀 ), 100% aktif dalam organisasi, waaahhh…. Hebat-hebat, walaupun belum tentu aktif benar, kadang-kadang cuma ngintil temen-temennya 😀  “Sempurna! 100% TOP!” kalau hasil karyanya bagus, semua pihak senang, si pembuat karya dan si penikmat karya sama-sama mengagumi karyanya, harga jual pun menjadi lebih tinggi… 100% terbuat dari bahan alami, saat ini banyak dicari-cari, back to nature… Bahan non-alami mulai ditinggalkan…. 100% dari bahan katun, hmmm, pasti enak dipakai nih kaos, begitu juga dengan sprei….enak adem… bisa tidur maniz 🙂 …. Uploading, downloading, hingga 100% itu hal yang ditunggu-tunggu bagi yang gemar meng-upload dan mengunduh….. 100% terserap kerja, banyak iklan pendidikan di Koran yang menjanjikan selesai kuliah pasti langsung kerja… 100% lulus, cap jempol, sekolah idaman pasti, karena sudah pasti lulus….

100% angka yang mujarab untuk memastikan bahwa semua yang terjadi pasti baik dan akan baik-baik saja dan meyakinkan bahwa 100% itu nikmat, semua senang, semua happy….  Saya pun turut senang dan saya yakin setiap insan yang andil di pendidikan, semua bisa lulus tepat waktu dengan hasil yang baik, tentu menjadi dambaan.. ya dambaan setiap kantong pendidikan. Tapi bagi saya dan teman-teman yang sejalan meyakini bahwa proses untuk mencapai angka itu tidak sesederhana itu…. Di atas angka itu ada tanggung jawab yang tidak bisa dilepaskan begitu saja…. Diskon 100% pasti ada hitung-hitungannya, tidak mungkin seorang pedagang memberi gratis begitu saja, tanpa ada keuntungan jangka panjang… Juga 100% halal, ada tanggungjawab besar disana, agar makanan yang diproduksi memang benar-benar halal, mulai dari bahannya dan juga prosesnya, bukan hanya selembar kertas hasil uji sampel, tetapi produksi jangka panjang yang halal tentu harus dikelola dengan baik… balasan Allah langsung tuh, kalo ternyata tidak halal… 😀 Demikian juga dengan 100% dan 100% yang lainnya…. Dalam bidang pendidikan, memastikan bahwa tidak hanya sekedar lulus atau “diluluskan”, tetapi menghadirkan lulusan yang memang layak untuk di pertanggungjawabkan sangatlah tidak mudah… Kalau sebagian pihak mencoba membuat sebuah proses menjadi tidak sejalan, karena ada “pesan-pesan sponsor”, waallahuallam…  Tapi, hal yang tetap harus di pegang sebagai “bagian” dari proses pendidikan, menjunjung tinggi kebenaran dan terus berusaha melakukan yang terbaik tanpa kenal lelah, tidaklah bisa ditawar-tawar.

Lagi, proses pembelajaran yang “dahsyat”……  setidaknya buat saya, agar lebih jernih dan lebih bijak dalam “melangkah”, sehingga di kemudian hari  menjadi lebih baik 🙂 Amin.

“Ya Allah, berkati keluarga kami, pekerjaan kami, dan hidup kami, bimbinglah kami agar senantiasa berada di atas jalan yang benar dan membahagiakan”. Amin.

Pertemuan itu…..

Dalam sebuah pertemuan yang sudah diawali dengan maksud dan tujuan yang pasti akan pertemuan itu, tentu ada hal-hal yang diharapkan, tentu dari para peserta pertemuan itu….. Kalaupun akhirnya pada pertemuan itu,  ada hal-hal yang “mungkin” kurang  sesuai yang diharapkan….. itu adalah realitas. Apakah ekspektasinya yang terlalu tinggi? Enggak lah…. yang sedang-sedang saja (dangdut kaleeee) 😀

Menerima dengan tangan terbuka jika ada seseorang yang bergabung dalam suatu organisasi, tentunya akan disambut dengan gembira… apalagi jika mereka yang bergabung dirasa bisa membawa suatu perubahan yang berarti…. tentu saja perubahan yang positif, apalagi jika seseorang itu dianggap mumpuni karena pengalamannya yang pas.  Sayangnya, pada pertemuan itu sambutan selamat datang seperti dibuat sedemikian rupa sehingga proses penerimaannya diselubungkan…. Astagfirullahaladzim, setidaknya itu yang saya rasakan sebagai peserta. Mungkin apa yang saya rasakan itu salah, tapi begitulah adanya….

Ketika seseorang diangkat sebagai seorang pemimpin, tentunya ia pun faham (gak semua pastinya ya???!!  hehe) bahwa suatu jabatan itu adalah suatu amanah…dan sifatnya sementara… Jabatan dunia itu bukan jabatan abadi, berbeda dengan jabatan seorang manusia sebagai seorang ayah atau ibu atau anak. Apa sebenarnya yang membuat seseorang dengan sangat berat sekali melepaskan jabatannya? Tentu hanya yang bersangkutan yang bisa menjawab…. kalau diluar yang bersangkutan tentu hanya bisa menduga-duga 😀

Alhamdulillah, masih ada hal-hal yang menarik pada pertemuan itu. Ada arahan-arahan yang salah satu pimpinan dan hal-hal yang disampaikan sangatlah menggugah…. Seringkali saking terlarutnya dengan irama rutinitas, wawasan-wawasan itu sangatlah diperlukan….. untuk membuka alam pikiran kita, sehingga tidak terkungkung pada yang itu-itu aja…he..he… he….  Beberapa poin disampaikan…… Budi pekerti dan pembentukan karakter.  Moralitas yang baik haruslah tetap dijunjung tinggi. Kejujuran, tanggungjawab, saling menghargai dan menghormati, sopan-santun, kerja keras haruslah menjadi karakter bangsa ini…. Bahkan inovasi dan teknologi harus kita gairahkan….. Jangan sampai kita terlena oleh anugerah alam yang ramah, namun akhirnya tidak bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri….. bahwa sebagai manusia kita harus senantiasa belajar dan mengikat makna dari sekeliling kita….. Lihatlah sekitar kita, Lihatlah apa yang terjadi di luar sana…… cobalah untuk berbuat sesuatu untuk kemajuan tanpa melupakan akar diri kita, darimana dan dimana kita berasal dan hidup….. Itulah yang membuat kita menjadi manusia, manusia yang utuh….

Satu pembelajaran…. at least for me…. “save the dream and make it real” hehe… 🙂

menata emoticons..he..he..

Bangun pagi bisa saja menyenangkan bisa juga tidak menyenangkan…. Tapi di saat bangun pagi itulah saat yang tepat untuk menentukan apakah hari yang akan kita lalui menyenangkan atau tidak… Kalau kita memilih bahwa kita akan melewati hari ini dengan menyenangkan, Insya Allah, membahagiakan. Amin. Alhamdulillah … Melihat kiri kanan, sayang-sayangku masih pada terpejam matanya, karena matahari memang belum memperlihatkan senyumnya…  saya pun tersenyum 🙂 dan berdoa semoga Allah memudahkan segala urusan atas diriku, keluargaku dan agamaku. Amin amin amin ya rabbalalamin 🙂

Beberapa hari ini saya selalu dihadapi oleh orang yang lagi bad mood…. Mungkin pikirannya yang lagi kusut atau hatinya yang lagi kalut…..entahlah 😦  Yang jelas, karena kondisinya mengharuskan saya berinteraksi dengannya, maka saya menetapkan untuk tidak terpengaruh oleh moodnya yang tidak baik itu. Bagaimana mungkin, kita (karena ternyata tidak hanya saya yang di beri muka jelek :)) sudah berusaha untuk berbuat manis..he..he.. tapi tetap saja, ketus ketus dan ketus dan keberatan untuk diajak kerjasama, padahal itu memang kerjaannya dia… Berusaha tidak menggubris ketidak-mood-annya karena harus menyelesaikan pekerjaan, tetapi dia tidak berperilaku baik…  Menghadapi orang yang bad mood seperti itu salah-salah kita malah  bisa jadi emosi ;(  sabar, sabar, sabar….. 🙂 Alhamdulillah, tidak terpancing…he..he…

Apa yang anda lakukan jika diri anda sedang not in the mood?

What do you do to cool your brain, bless your heart and brighten your day? 

Kalau sedang lagi tidak mood, saya biasanya lebih banyak melakukan hal-hal yang saya sangat sukai, yang menjadi hobi saya sehingga saya bisa menata kembali pikiran dan hati saya…. Sehingga semua nuansa-nuansa yang negatif hinggap di saya menjadi positif… Alhamdulillah, kalau bad mood saya tidak pernah lama-lama…. Salah satu contohnya adalah dengan menata pikiran dan hati melalui membaca dan menulis atau bergabung dengan orang-orang yang positif…… Suatu hari saya dihadapkan dengan situasi yang sangat tidak menyenangkan… dan saya berusaha segera menaruh pikiran dan hati saya pada posisi yang Insya Allah tepat… Alhamdulillah, baik.

Bagaimana dengan Anda? 🙂

Semoga yang bad mood-bad mood itu gak bad mood terus..he..he..he.. Pagi ini cukup oke lah…. mudah2an tidak mudah bad mood lagi…he..he..he..

Pada suatu pagi dan sore yang dingin (abis ujan soalnya)….. Ooo si-hitam-ku, sembuhlah sayang… Sulit  beredar tanpa dirimu…. banyak yang ingin kukunjungi….  Terimakasih teman sudah membantu hingga saya gak harus bad mood karena harus berpisah sementara dengan si hitam…

Salam good mood 🙂

Recommended Books

Mencoba memulai hari dengan cukup berat…. Entah kenapa????!!!! Tapi saya memilih untuk fokus, konsisten, menjalankan tugas dan berserah kepada Allah SWT…. Amin. Namun saya sangat bersyukur, setelah ketemu anak-anak dikelas….pulih juga..he..he.. 🙂

Beberapa waktu lalu, saya ‘terbangun’ oleh buku yang ditulis oleh A. Fuadi : Negeri 5 Menara dan Ranah 3 Warna… Kedua buku ini juga menceritakan perjalanan yang membawa tokoh didalamnya kepada sebuah pencapaian dan menggapai mimpinya….. Kerja keras, pantang menyerah, konsisten dan pengalaman gagal adalah bagian dari terwujudnya mimpi… Saya pribadi saya menyukai isi kedua buku tersebut, namun saya lebih menikmati buku pertama…. Mungkin karena saya belum pernah tau kehidupan Pesantren Gontor…. Paling hanya dari cerita teman-teman… Tetapi A. Fuadi mampu menggambarkan dengan cantik, sehingga pembacanya bisa masuk kedalam suasana di pesantren tersebut dan suasana diri yang dialami oleh si tokoh. Dalam pergulatannya bertahan hidup di Pesantren (tempat menimba ilmu pilihan orang tuanya) dan perjalanan masa kuliah…..sambil bekerja demi bertahan hidup agar tidak merepotkan orang tuanya. Apa yang diberikan oleh orang tuanya disyukurinya, sambil berusaha mencari tambahan agar hidup bisa lebih nyaman. Kata sakti Man jadda wajada – siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil – dan Man shabara zhafira – siapa yang bersabar akan beruntung – mampu menguatkan dirinya, untuk selalu melibatkan Allah dalam setiap langkahnya dan meraih mimpinya. Terkadang kita berada dalam posisi terhimpit ataupun pesismis…. Dialog dengan diri sendiri mampu memberikan kekuatan kepada diri yang tengah berada dalam posisi kurang beruntung, maupun ketika kita berada di puncak….untuk selalu mawas diri. Kerja keras, sabar aktif dan ikhlas…. Dan hal yang juga ada mewarnai dan menguatkan dirinya adalah cinta 🙂 Kita tidak akan pernah bisa membalas apa yang telah orang tua kita lakukan untuk kita, tetapi doa dan restu orang tua adalah Ridho-Nya.

Dan semalam baru saja saya menyelesai membaca buku Mimpi Satu Juta Dollar yang ditulis oleh Merry Riana…. Rasa penasaran saya adalah bukan karena saat ini penghasilannya WAH (memang WAH hehe… :D) tapi lebih kepada apa yang dia lakukan hingga bisa sedemikian sukses di usai muda…. Membaca buku-buku seperti itu saya berharap bisa terinspirasi, karena biasanya buku pengalaman yang berisikan peristiwa yang terjadi pada diri si penulis sangat menginspirasi…. Hal yang membuat seorang Merry Riana berhasil adalah motivasinya yang kuat dalam meraih mimpinya. Dia tidak cepat merasa putus asa, fokus, konsisten, dan kegagalan bukan penghalang. Dalam buku itu dia bercerita, bagaimana dirinya harus bertahan menjalankan hidup dan bertahan hidup di negeri orang dengan apa yang sudah orang tuanya berikan, namun dia tidak mengeluh, bahkan mencari cara agar hidupnya tidak prihatin, dengan kondisi keuangan yang sangat terbatas…. Hingga ia akhirnya memutuskan kuliah sambil bekerja… kehidupan yang berat, namun dia terus mencari dan menangkap peluang agar bisa memenuhi kebutuhan hidup dengan lebih layak. Selesai kuliah masih terus berhadapan dengan cobaan-cobaan, kegagalan dan kegagalan, namun ia terus mencoba dan mencoba dan tidak pernah berhenti untuk mencoba hingga ia mendapatkan jiwa dari apa yang ia kerjakan dan akhirnya bisa sukses seperti sekarang (seperti yang ia ceritakan). Bukan bermodal uang semata (karena uang bisa hilang begitu saja dengan cepat tanpa bekas) namun berbekal keyakinan yang kuat dan cinta, sukses bisa di gapai…. Dalam hidup ini, kita memang harus selalu mencari hal yang bisa menginspirasi dan memotivasi kita dan juga mengingatkan kita akan kehidupan…. Iman kita kadang kuat dan teguh dan terkadang luntur…. Kita harus selalu mencari hal yang bisa mengingatkan kita akan keberadaan kita. Dalam tulisannya Merry Riana bercerita bahwa sertakan Tuhan dalam setiap kehidupan dan perjalanan yang kita lakukan… Seringkali kita khilaf, namun saya sangat sependapat dengan apa yang dia tuliskan dalam bukunya…. Dalam agama saya, dalam Al-quran surat Al-Baqarah(2) ayat 153 tertulis “…..jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu….”….dan ini sungguh benar adanya. Mukjizat Allah dan pelajaran hidup yang Allah berikan itu sungguh tak terlukiskan dalam kehidupan saya…. Jika kita berusaha dan bekerja keras dan kemudian kita serahkan semua hal hanya kepada Allah SWT dan memohon tuntunan hanya kepada Allah SWT, maka hidup ini terasa bernilai dan ringan dalam menjalankannya……. dan saya sepakat, jika kita mau sukses dalam hidup di dunia dan di akhirat kelak, libatkan Allah dalam setiap nafas dan langkah kita…. Seringkali kita disibukkan dengan kegiatan duniawi, mengejar dan menjalani kewajiban kita bekerja dan bersosialisasi, dan seringkali melupakan Yang Maha Pemberi Hidup yang mengirimkan diri kita di tempat dan suasana dimana saat ini kita berada. Astagfirullahaladzim 3X.

Buku-buku tersebut memang buku-buku yang layak baca….. Banyak ilmu dan kehidupan didalamnya 🙂 Kita bisa menikmati cerita atau perjalanan hidup dengan kemasan kata yang menarik dan yang utama mampu menginspirasi.

Tambahan jg…bisa menghilangkan kepenatan…he..he..he…

Salam,

Team Building Session

Perjalanan ternyata belum berakhir……

Sepulang dari putar-putar jatim, ternyata masih ada sesi yang wajib diikuti…. tp karena baru saja menginjak rumah sudah harus pergi lagi 😦  “Ibuu, kok pergi-pergi terus sih?”…. “hiks, hiks, begitulah Nak, mohon maaf Nak…. Ibu pasti sediakan waktu dan yang ada akan kita buat optimal bersama-sama”….

Di karantina di Ciawi mengisahkan cerita baru karena berkumpul dengan orang-orang yang “baru” 🙂  Hari pertama pembukaan, banyak saya temui muka-muka baru…. sambil “menyelinap” diantara sekumpulan partisipan, sebagai minoritas saya mencoba menaruh harapan baru 🙂

Di awali dengan MBTI dan dilanjutkan dengan outbond session merupakan kombinasi yang unik. Ini bukan pertama kali buat saya tetapi muatan-muatan yang ada sangat fresh buat saya 🙂 Alhamdulillan, dari beberapa kali yang saya ikuti, semua berbeda dan memperkaya 🙂 Beruntung dan saya pun berterimakasih telah diberi kesempatan untuk mengenal profil-profil group yang unik dan jangkauan lebih luas…. Ada sesi yang saya harapkan bisa membuat kemajuan di masa yang akan datang bagi komunitas di mana saya sekarang berada, tetapi ternyata belum bisa terlaksana… Harapan baik itu ternyata bagi sebagian orang masih dianggap sebagai sebuah hal yang “tidak baik”…. mungkin tidak tepat waktunya, mungkin bukan di sini seharusnya untuk melakukan hal itu, mungkin belum semua orang bisa menerima konsekuensinya jika hal itu dilakukan….. Mari kita bersabar 🙂 “Man sabara zharifa”, begitu mantranya 🙂 Saya ambil positifnya saja….. Tidak ada yang perlu dipaksakan… 😀

Yang saya apresiasi juga ada permainan-permainan yang baru buat saya….. dan cara pembawaan Mbak Tyas yang luwes dan menyenangkan. Sempat ngobrol sedikit dan saya apresiasi apa yang dilakukan oleh tim training…. 🙂

Selesai yang satu ternyata saya masih ada pe-er saya yang belum bisa saya lengkapi di Sandoz TM, tapi perjalanan ini ternyata belum selesai…. masih bersambung…. huhuhuuuuu, semoga semua lancar 🙂

Perjalanan enam

The end of the battle…

Pagi sendu…. Hujan mengguyur perjalanan pagi menuju target… Sampai ditempat tujuan langsung “show” 🙂 Energi pamungkas dikerahkan sebelum tancap gas menuju pesawat yang akan membawa kami pulaaaaaaang…. 😀 Di penghujung seperti ini pikiran sdh sampai di rumah mendahului badan…hehehe… Pagi hari yang membuat semangat adalah suguhan si kecil yang baru bangun…”Ibuuu..habis makan siang pulang ya…”. Tentu sayangku 🙂 Sabar ya, maunya stlh makan siang sdh di rmh, tp apa daya…dari daerah musti ke kota dulu yg makan waktu tidak sebentar… Andaikan ada bandara di daerah hahaha… Mimpi kali ye 😀

Dalam perjalanan pulang menapaki lintas pantura menuju surabaya, saya mencoba menyusun serpihan pelajaran-pelajaran yang saya temui selama “merantau”….

….banyak hal yang terjadi yang mengingatkan saya untuk selalu rendah hati dan meningkatkan mutu dalam berpikir dan bersosialisasi, sebuah pembelajaran yang berharga… Beberapa telah ada di jurnal perjalanan.

Ketika sedang meluruskan kaki yang pegal….

…Kaget campur senang campur berpikir lanjut…Keputusan apa yang sebaiknya saya ambil…”Kesempatan tidak datang dua kali”, begitu kata orang bijak…harus istikharah nih… Ya Allah, tuntun dan tunjukkan jalan yang terbaik untuk saya sekeluarga…

Pertemuan yang inspiratif….
Satu hal yg menarik buat saya adalah ketika saya menyempatkan diri bertemu dengan Bu YY… Pertemuan pertama nan berkesan… Saya berterimakasih sama Neng Niknik 😉 yang sudah mengenalkan saya dengan beliau… Di sela-sela kesibukannya, beliau masih bersedia berbagi… banyak hal yang beliau share susah senangnya, duka bahagianya mengelola suatu ruang pendidikan.. Karena memang bukan hanya anak didiknya yang harus ia didik tetapi komunitas pendukung pendidikan harus juga dididik 🙂 Sosoknya sederhana, namun saya bisa merasakan aura semangat dan ketegasan serta pantang menyerah… Saya bisa melihat kekompakan sepasang suami istri ini dalam mengelola ruang pendidikan. Ada pembagian yang sadar hal apa yang sebaiknya dilakukan sebagai kekuatan Ibu dan hal apa yang dilakukan sebagai kekuatan Bapak. Semoga kita bisa bekerjasama ya Bu… dan Pak, terimakasih overviewnya 🙂

Banyak hikmah mengiringi perjalanan saya…Insya Allah, hanya Engkau yang mampu membimbingku. آمِيّنْ… آمِيّنْ… يَ رَ بَّلْ عَلَمِيّنْ….

Mampir sebentar di porong…. Sayang, dimanfaatkan oleh penduduk sekitar dengan sangat tidak bijaksana… “Premanisme” sangat kental disana…

Makan dulu ah lapeeeeeerrr….

16.30 Check in @Bandara Juanda

Bismillahirrahmannirrahim….

Jakarta I’m coming…
Hah, I’m so excited…hehehe 😀